Tak Sadar Dibayar dengan Uang Palsu, Kakek Penjual Rujak Ini Sempat Bolak Balik Antar Pesanan Pelaku
Sunday, March 1, 2020
Edit
Seorang kakek penjual rujak di Solo, Trisno Suwito, menjadi korban penipuan uang palsu senilai Rp 150.000, pada hari Selasa (25/2/2020).
Kakek berusia 91 tahun yang akrab disapa Mbah Wito, menceritakan, pembeli tersebut datang dengan mobil warna hitam lalu pesan satu bungkus rujak.
Kakek berusia 91 tahun yang akrab disapa Mbah Wito, menceritakan, pembeli tersebut datang dengan mobil warna hitam lalu pesan satu bungkus rujak.
Tak hanya pesan rujak, pembeli itu juga tiba-tiba meminta tukar uang Rp 100.000 dengan pecahan Rp 50.000.
Tak berprasangka buruk, Mbah Wito pun meluluskan permintaan pembeli itu.
Setelah itu, tiba-tiba pembeli tersebut pergi tanpa membawa rujak yang dipesan. Menurut Mbah Wito, waktu itu si pembeli bilang akan pergi sebentar untuk memindah lokasi parkir mobil.
“Ia juga mengetahui uang Rp 100 ribu yang saya taruh di saku kemeja, kemudian bilang, uangnya saya tukar pecahan Rp 50 ribu jumlahnya dua,” kata Mbah Wito saat ditemui di rumah kontrakannya di RT 03 RW 09, Kelurahan Tipes.
Setelah itu, Mbah Wito sempat menunggu pembeli tersebut kembali untuk mengambil rujak pesanannya.
Dirinya juga belum sadar jika uang pecahan Rp 50.000 dari pembeli misterius itu adalah uang palsu.
Lalu, karena lama menunggu, Mbah Wito berusaha mencari pembeli itu untuk memberikan pesanan rujaknya.
Saat itulah, Mbah Wito bertemu sejumlah anggota TNI di kawasan Keraton Solo di Baluwarti, dan memberitahukan uang yang diberi pembeli misterius itu palsu.
“Saya lewat angkringan di daerah Kratonan, terus ada para anggota TNI yang sedang istirahat, ditanyai kenapa mondar-mandir terus dari tadi,” ujar Trisno.
“Saya ceritakan kejadiannya, terus mereka minta ditunjukin uangnya setelah dicek ternyata palsu,” tambahnya.
Saat itu Mbah Wito hanya bisa pasrah. Namun, beberapa anggota TNI mencoba menenangkannya dengan mengganti uang palsu tersebut.
“Mereka bilang, mbah ini diminum dulu, makan dulu, mbah biar sedikit lebih tenang,” kenang Trisno.
“Terus saya diberi rejeki Rp 160 ribu sama mereka dan bilang, uangnya mbah bawa nanti uang yang palsu biar kami yang urus supaya tidak disalahggunakan,” katanya.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online Kompas.com