Ditawari Adopsi, Sopir yang Asuh Bayi Sambil Tarik Angkot: Bilqis Tak Bisa Ditukar Dengan Uang
Friday, February 14, 2020
Edit
Sopir angkot di Semarang bernama Nurul Mukminin (46) terpaksa mengasuh anak bayinya yang bernama Bilqis Choirun Nisa (3,5 bulan) sambil bekerja.
Walaupun harus menjalani hari-hari yang tak mudah, Nurul mengaku akan berjuang membesarkan anak-anaknya, meski seorang diri.
Walaupun harus menjalani hari-hari yang tak mudah, Nurul mengaku akan berjuang membesarkan anak-anaknya, meski seorang diri.
Istrinya yang bernama Ariani Dwi Setyowati (21) meninggal dunia karena sakit asam lambung November 2019 lalu.
Sepeninggal istrinya, Nurul bercerita pernah mendapatkan tawaran dari seseorang untuk mengadopsi Bilqis.
Ditawati Toyota Rush
Seseorang yang disebutnya berasal dari Manyaran, Semarang itu menelepon Nurul.
“Dia menawari saya sebuah Toyota Rush jika saya mau memberikan Bilqis kepadanya,” kata Nurul, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Mereka yang berniat mengadopsi Bilqis, kata dia, juga menawarkan ganti biaya persalinan.
“Tapi saya tolak. Bilqis tidak bisa ditukarkan dengan uang atau mobil sekalipun,” ujarnya tegas.
Nurul berkomitmen, meski menjadi orangtua tunggal, ia akan membesarkan anak-anaknya sendiri.
Diasuh di Angkot
Selepas istrinya meninggal, Nurul mengasuh dua anaknya seorang diri. Mereka adalah Balqis Choirun Najwa (7) dan Bilqis Choirun Nisa (3,5 bulan).
Pria asal Bengkulu ini setiap pagi mengantar putri sulungnya ke sekolah sambil membawa putri bungsunya yang masih bayi.
Usai mengantar sekolah, Nurul kemudian memandikan bayinya di toilet Terminal Mangkang. Ia kemudian menarik angkot sembari mengasuh bayinya.
Nurul menjemput Balqis sekitar pukul 10.30 WIB. Ketiganya kemudian bersama-sama berada di dalam angkot sampai malam dan kembali ke rumah.
Sang Ibu Meninggal
Kehidupan itu dilakoninya sepeninggal sang istri, Ariani Dwi Setyowati.
Ariani meninggal karena penyakit asam lambung sekitar empat bulan lalu. Saat Ariani meninggal, Bilqis masih berusia satu bulan.
Penghasilan Nurul dari menarik angkot tidak banyak. Ia memperoleh Rp 50.000 hingga Rp 70.000 tiap harinya.
“Cuma cukup untuk membelikan susu dan pempers Bilqis,” katanya.
Ia pun mengaku tak punya uang untuk membayar jasa menitipkan Bilqis.
“Daripada saya tinggal di rumah kepikiran, bareng bertiga seperti ini saya lebih tenang. Beginilah hidup jadi orangtua sendiri. Apa pun itu harus tetap dijalani demi masa depan anak-anak,” jelasnya.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber : Berbagai Sumber Media Online